Observasi Waktu Maksimal Penyimpanan Darah terhadap Nilai Hematokrit Ikan Lele (Clarias sp.)

Main Article Content

Titin Yuniastutik

Abstract

Studi hematologis merupakan kriteria penting untuk diagnosis dan penentuan kesehatan ikan. Pemeriksaan darah dapat digunakan sebagai indikator tingkat keparahan penyakit pada ikan. Permasalahan pengambilan sampel darah ikan dari berbagai lokasi diluar kota mengakibatkan sampel darah yang diterima tidak langsung diuji. Tujuan dari penelitian ini yaitu menjelaskan pengaruh, waktu penyimpanan darah terhadap nilai hematokrit ikan lele (Clarias sp.) dengan menggunakan suhu dan antikoagulan terbaik dari penelitian pendahuluan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian yaitu penyimpanan sampel darah  dengan waktu penyimpanan (0 jam, 4 jam, 8 jam, 12 jam, 24 jam) dengan meggunakan  suhu kulkas (4oC) dan suhu es gell (10oC) di dalam cool box, dan penggunaan antikoagulan dalam mengambil sampel darah yaitu EDTA 2,7% dan Natrium Sitrat 3,8%. Hasil uji hematokrit sampel darah ikan lele menunjukkan antikoagulan terbaik yang dapat digunakan yaitu EDTA 2,7% karena hingga penyimpanan selama 24 jam sampel darah masih dapat teramati dengan baik. Sampel darah yang berada diluar kota dan harus melakukan perjalanan untuk dilakukan uji hematokrit perlu dilakukan penataan sampel darah dengan baik pada cool box..

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Yuniastutik, T. (2022). Observasi Waktu Maksimal Penyimpanan Darah terhadap Nilai Hematokrit Ikan Lele (Clarias sp.). Jurnal Temapela, 4(2), 45-50. Retrieved from http://temapela.labdasar.unand.ac.id/index.php/temapela/article/view/120
Section
Articles

References

Alamanda, I. E., N. S. Handajani., A. Budiharjo. 2007. Penggunaan metode hematologi dan pengamatan endoparasit darah untuk penetapan kesehatan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam Budidaya Desa Mangkubumen Boyolali. Biodiversitas. 8 (1) : 34-38
Anderson, D. P and A. K. Siwicki. 1993. Basic haemotology and serology for fish health programs. Paper presented in second symposium on disease in asian acuaculture “aquatic animal health and the environment. 185-202.
Cora, M.C., King, D., Betz. L.J., Wilson, R. dan Travlos, G.S. 2012. Artifactual changes in sprague dawley rat hematologic parameters after storage of samples at 3 °c and 21 °c. Journal of the American Association for Laboratory Animal Science. 51(5): 616-621.
Ekanem AP, Inyang-Etoh AP, dan Inyang E. P. C. 2011. Evaluation of the antibacterial efficacy of seven plant extracts against aeromonas and pseudomonas bacteria of farmed catfish (Heterobranchus longifilis). Vaterinary Science Development. 1(11): 47-51.
Hidayat, R., E. Harpeni dan Wardiyanto. 2014. Profil hematologi kakap putih (Lates calcallifter) yang distimulasi dengan jintan hitam (Nigela sativa) dan efektivitasnya terhadap infeksi Vibrio dengan Alginolyticus, Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 3 (1): 327-334.
Jatnika, D., K. Sumantadinata dan N. H. Pandjaitan. 2014. Pengembangan usaha budidaya ikan lele (Clarias sp.) di lahan kering di kabupaten gunungkidul, provinsi daerah istimewa

Yogyakarta. Journal Manajemen IKM. 9 (1) : 1-10
Keohane, E.M., Smith, dan Walenga, J.M. 2015. Rodaks's Hematology : Clinical Principles and Applications
Rosidah dan C. Wibowo. 2018. Perbedaan antara pemeriksaan antikoagulan edta dan heparin terhadap nilai hematokrit (HCT). Jurnal Sains. 8 (16) : 16-21.
Stokol, T., Priest, H., Behling-Kelly, E dan Babcock, G. 2014. Samples for Hematology. Animal Health University Ithaca: New York.
Queen, E., Ifeanyi, O.E. dan Chinedum, O.K. 2014. The effect of storage on full blood count in different anticoagulant. IOSR-JDMS 13(9):128-131.